Kasih Yang Sempurna
Nats Bacaan : 1Yoh 4:17-21
Setiap kali berhasil melakukan trik sulapnya, Demian,
seorang ilusionis TV, selalu
menyatakan,”Sempurna! ” Perkataan
“sempurna” inilah yang dikritik oleh Yulia Rahman, sang istri, saat menghadapi
sidang perceraian mereka. Dengan nada
gemas, Yulia Rahman, menyatakan, bahwa hidup adalah sebuah kenyataan
riil yang harus dihadapi dengan dewasa. Masalah tidak akan selesai semudah
menyelesaikan trik sulap.
Kasih yang sempurna adalah kasih yang sudah terbukti, kasih yang lengkap, kasih yang benar baik dihadapan Allah maupun dihadapan manusia. Sebaliknya, Kasih yang tidak sempurna adalah kasih yang tidak lengkap, tidak benar, tidak terbukti baik dihadapan Allah maupun manusia.
Kasih yang sempurna adalah kasih yang sudah terbukti, kasih yang lengkap, kasih yang benar baik dihadapan Allah maupun dihadapan manusia. Sebaliknya, Kasih yang tidak sempurna adalah kasih yang tidak lengkap, tidak benar, tidak terbukti baik dihadapan Allah maupun manusia.
Kasih yang sempurna adalah kasih yang telah teruji mampu
menghadapi berbagai kesulitan, rintangan dan persoalan hidup yang ada. Kasih
yang sempurna adalah kasih yang teruji tetap setia, tetap sungguh-sungguh, dan
tetap bersama walau apapun yang sedang terjadi.
Kasih yang sempurna adalah kasih yang tak terpisahkan satu sama lain.
Pertanyaannya kemudian adalah sudahkah kita memiliki kasih
yang sempurna itu didalam hidup kita? Kasih yang sempurna atau kasih yang tidak
sempurnakah yang sedang atau sudah kita terapkan dalam hidup kita? Apa sajakah
ciri-ciri kasih yang sempurna itu?
1. Kasih Yang Mempercayai Hari Penghakiman (1 Yoh
4:17)
Dalam hal inilah kasih
Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya
pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia
ini. (1 Yoh 4:17)
Jika kita tidak mempercayai hari
penghakiman, maka kasih Allah tidak menjadi sempurna di dalam kita. Sebaliknya,
kasih Allah menjadi sempurna didalam kita, saat kita berani mempercayai
kebenaran tentang adanya hari penghakiman. Apakah kita lebih suka memiliki
kasih yang sempurna atau justru lebih memilih kasih yang tidak sempurna?
Kasih yang sempurna adalah mempercayai
kepastian adanya hari penghakiman. Dan, saat kita percaya kebenaran ini maka
kita juga sedang mempercayai kepastian keadilan Allah. Ya, kepercayaan akan adanya hari penghakiman
adalah kepercayaan yang mengimani adanya hukuman bagi pelanggaran dan hadiah
bagi perbuatan yang memuliakan Allah.
Menurut Firman Tuhan, setiap orang yang
percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadinya pasti
selamat. Pasti selamat berarti pasti
masuk sorga! Sebaliknya, setiap orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus
pasti tidak selamat. Pasti tidak selamat berarti masuk neraka! Setiap orang
percaya yang hidup benar, kudus, sesuai Firman Tuhan masih mendapat pahala,
upah dan mahkota.
Keadilan Manusia vs Keadilan Allah
Keadilan Allah adalah keadilan yang
mutlak atau absolut. Sebaliknya, keadilan manusia adalah keadilan yang
relatif. Keadilan Allah adalah keadilan
yang jelas, tidak ada tawar-menawar, dan tidak mungkin salah. Sementara,
keadilan manusia belum tentu adalah keadilan yang benar dihadapan Allah.
Keadilan manusia, seringkali, adalah keadilan yang bisa dibeli, bisa diatur,
bisa diubah, dan bisa ditawar.
Keadilan manusia adalah keadilan yang
bisa benar dan bisa salah. Sementara, keadilan Allah adalah keadilan yang
tetap, pasti benar, dan tidak mungkin ada kesalahan, baik dalam prosesnya
maupun dalam hasil akhirnya.
Dengan bahasa sederhana dapatlah
dikatakan bahwa dalam perspektif Allah, benar adalah benar dan salah adalah
salah! Bagi Allah, salah = salah, benar = benar. Implikasinya, setiap orang
yang melakukan kebenaran yang sesuai dengan standar Allah dan sesuai Firman Tuhan, maka pasti akan mendapat
ganjaran yang lebih baik dari Allah sendiri. Sebaliknya, setiap orang yang
melakukan kesalahan maka pasti akan mendapat hukuman yang setimpal dari Allah.
Kasih yang sempurna adalah kasih yang
mempercayai kebenaran hari penghakiman! Dengan mempercayai adanya hari penghakiman
maka kita dimampukan untuk selalu mengikut
Allah dengan sungguh-sungguh, membuat kita lebih bertanggungjawab atas hidup
kita, dan membuat kita percaya keadilan Allah.
Rasul Petrus menuliskan dalam 1 Pet
4:17-19,
”Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah
sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada
kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil
Allah? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan
terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa? Karena itu baiklah juga mereka
yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu
berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.”
Setidaknya ada empat kebenaran yang menjadi
kepastian mengenai penghakiman Allah. Pertama, Penghakiman dimulai sekarang
ini. Kedua, Penghakiman dimulai
di rumah Allah sendiri. Ketiga, Penghakiman terjadi secara menyeluruh
bagi manusia. Dan, keempat, Penghakiman menegaskan kita untuk
bertanggungjawab atas hidup ini.
Renungan
Siap tidak siap, hari penghakiman pasti tiba
dan terjadi. Percaya tidak percaya hari penghakiman itu pasti ada. Sudah
siapkah kita mempertanggungjawabkan hidup kita dihadapan Tuhan? Sudahkah kita berani mempercayai kebenaran hari penghakiman
Allah sehingga kasih Allah menjadi sempurna
didalam hidup kita?
2. Kasih Yang Melenyapkan Ketakutan (1Yoh 4:18)
Di dalam kasih tidak
ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan
mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. (1Yoh 4:18)
Ketakutan mengandung hukuman. Ketakutan
menunjukkan ketidaksempurnaan kasih didalam diri kita. Ketakutan hanya akan
menambah masalah di dalam hidup kita. Ketakutan yang berlebihan justru
membuktikan betapa kita tidak mengasihi Allah.
Kontras dengan dampak ketakutan, kasih
yang sempurna adalah kasih yang membuat kita berani menghadapi kenyataan hidup.
Kasih yang sempurna adalah kasih yang memampukan kita untuk melewati berbagai
persoalan hidup dengan gagah berani.
Makna kata melenyapkan adalah meniadakan,
membuat tidak berdaya, menghilangkan, mengalahkan, menghancurkan, menghabiskan,
mengatasi, menenggelamkan! Frasa kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan
berarti bahwa kasih yang sempurna adalah kasih yang penuh kuasa, kasih yang
berdampak, kasih yang dinamis, kasih yang penuh power!
Seseorang dengan kasih yang sempurna
adalah pribadi yang memiliki kuasa untuk mengalahkan ketakutan yang ada didalam
hidupnya. Seseorang yang memiliki kasih yang sempurna adalah pribadi yang
tangguh dalam mengatasi berbagai permasalahan hidup yang ada.
Saya pernah mendengarkan lagu “Bapa Yang
Kekal” dinyanyikan di sebuah acara pemakaman.
Saya sangat terharu sehingga tanpa terasa air mata saya menetes. Saya
sendiri merasa kehilangan, karena almarhumah adalah teman baik anak saya. Ya,
begitulah kasih yang sempurna itu. Kasih yang sempurna adalah kasih tanpa
syarat. Kasih yang sempurna adalah kasih yang memampukan pihak keluarga melepas
anaknya yang masih berumur sembilan tahun ke pangkuan Bapa.
Cara Menghadapi Batu Besar Rintangan
Dalam Hidup Ini
Saya pernah membaca sebuah buku yang
mengisahkan mengenai beberapa pilihan yang mungkin kita lakukan ketika batu
besar kehidupan sedang merintangi jalan kita. Pada saat batu besar masalah
sedang menutup jalan kita, pilihan apakah yang cenderung menjadi pilihan kita?
Ada orang yang ketika melihat batu besar
masalah itu, memilih untuk berdoa dan menunggu
sampai ada seseorang atau siapapun yang mau menyingkirkan batu besar itu
dari hadapannya. Pilihan lainnya adalah meninggalkan
batu besar itu untuk kemudian mundur mencari jalan lain.
Ada orang, yang ketika diperhadapkan
pada batu besar masalah kehidupan ini, memilih untuk menyelidiki sisi kanan-sisi kiri, atas-bawah, siapa tahu ada
kemungkinan jalan keluar di bagian itu. Jika ada celah dari bawah maka bisa
dilakukan dengan menggali, bila ada celah dari atas maka bisa diatasi dengan melompati batu
rintangan itu. Bila ada celah
disalahsatu sisi maka celah itulah kemungkinan solusi jalan keluar.
Kemungkinan pilihan lainnya adalah
dengan cara menghancurkan batu besar itu
dengan segenap usaha dan daya. Siapa tahu, justru didalam batu besar itu
terdapat bongkahan emas. Atau bisa jadi, disisi jalan setelah melewati batu
besar itu ada berkat yang luar biasa.
Nah, pilihan jalan keluar yang manakah
yang menjadi pilihan pribadi bagi anda ketika sedang menghadapi berbagai
masalah dan beban berat? Selama kita
masih hidup selama itu pula masalah masih ada. Selama kita berani menghadapi
masalah hidup maka selama itu pula ada resiko! Tetapi, dengar baik-baik, resiko
tetap nyata, entahkah kita membiarkan masalah terjadi atau kita hadapi masalah
itu. Namun, ketika kita menghadapi masalah dengan gagah berani tentu resiko
berhasil menjadi lebih besar.
Kasih yang sempurna adalah kasih yang
berani menghadapi masalah. Kasih yang sempurna adalah kasih yang berani
mengatasi ketakutan. Kasih yang sempurna adalah kasih yang berani bekerja keras
mengatasi rintangan hidup! Kasih yang sempurna adalah kasih Ora Et Labora.
Bekerja sambil berdoa!
Pepatah mengatakan,”Berani karena Benar,
Takut karena Salah.” Ketika kita takut menghadapi kehidupan kita, pada saat
yang sama kita sedang melakukan kesalahan! Sebaliknya, pada saat kita berani
menghadapi berbagai masalah, maka kita sedang melakukan kasih yang sempurna!
Renungan
Ketakutan apakah yang membuat anda
cendnerung mundur, melarikan diri, merasa bersalah? Sudahkah kita berani mengatasi
ketakutan itu dengan kasih Allah yang sempurna?
3. Kasih Mengasihi Dalam Perbuatan (1 Yoh 4:19-21)
Kita mengasihi, karena
Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi
Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena
barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi
Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia:
Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. (1 Yoh 4:19-21)
Kasih yang sempurna bukanlah kasih yang teoritis. Kasih yang sempurna
buanlah kasih sekedar rangkaian kata cinta. Kasih yang sempurna bukanlah puisi
cinta yang tanpa makna. Kasih yang sempurna bukanlah cinta rayuan gombal!
Kasih yang sempurna adalah kasih yang nyata. Kasih yang sempurna adalah
kasih yang bertindak. Kasih yang sempurna adalah kasih yang terasa, teruji,
terlihat, terasa, dan terbukti. Kasih yang sempurna adalah kasih yang hidup!
Kasih yang sempurna Itu dapat kita lakukan karena Allah terlebih dahulu
mengasihi kita. Kasih yang sempurna itu adalah kasih yang terwujud dengan cara
mengasihi saudara yang terlihat.
Jika kita tidak mengasihi dalam perbuatan maka: kita tidak sempurna dalam
kasih, kita adalah pendusta, dan kita sesungguhnya tidak mengasihi Allah. Mengapa?
Karena seseorang yang membenci saudara yang dilihatnya, tidak mungkin bisa
mengasihi Allah yang tidak bisa dilihat.
Jadi, wujud kasih yang sempurna itu sangat jelas. Jika kita mengasihi saudara kita, maka
pada saat yang bersamaan kita juga sedang mengasihi Allah. Sebaliknya, jika
kita tidak bisa mengasihi saudara yang terlihat, maka kita juga tidak mengasihi
Allah.
Prinsip ini sesuai dengan Firman Tuhan yang tertulis di 1 Kor 13:13, yang
menyatakan,” Demikianlah tinggal ketiga
hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya
ialah kasih.”
Lebih mengasihi Atau Lebih Membenci?
Namun, jika harus jujur, dalam kehidupan keseharian, lebih sering
mengampuni atau memarahikah kita? Lebih mudah manakah memaafkan atau mengeluh?
Lebih sulit manakah mengasihi atau membenci? Padahal, orang yang membenci, orang yang
mengeluh, orang yang lebih mudah marah, justru, lebih menderita daripada yang lebih mudah mengampuni. Orang yang lebih mudah memaafkan orang lain,
dan diri sendiri justru lebih sehat
daripada orang yang tidak mau memaafkan, tidak mau berdamai dengan diri sendiri
dan tidak mau berdamai dengan sesama. Bahkan, orang yang mengasihi juga
biasanya usianya lebih panjang
daripada orang yang suka membenci!
Apa yang kita lakukan bagi Allah?
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang
paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Mat 25:40) Kemudian, didalam kitab Matius 25:45,” Maka Ia akan menjawab mereka:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk
salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk
Aku.”
Kasih yang sempurna adalah kasih yang terwujud dalam tindakan nyata.
Kasih yang sempurna adalah kasih yang kita lakukan kepada saudara yang
terlihat. Kasih yang sempurna adalah kasih yang diterima oleh Allah melalui
perbuatan kita kepada saudara-saudara yang kita kasihi.
Renungan
Sudahkah kita mengasihi dalam perbuatan dan dalam kebenaran? Sudahkah
kita punya tempat praktek kasih
sebagaimana praktik seorang dokter?
Penutup
Mari kita nyanyikan lagu,” Bapa Yang Kekal”
KASIH YANG SEMPURNA
TELAH KU TRIMA DARI-MU
BUKAN KARNA KEBAIKANKU
HANYA OLEH KASIH KARUNIA-MU
KAU PULIHKAN AKU, LAYAKKANKU
TUK DAPAT MEMANGGIL-MU, BAPA.....
KAU BRI YANG KU PINTA
SAAT KU MENCARI KU MENDAPATKAN
KU KETUK PINTU-MU
DAN KAU BUKAKAN
S’BAB KAU BAPAKU,
BAPA YANG KEKAL
TAK’KAN KAU BIARKAN
AKU MELANGKAH HANYA SENDIRIAN
KAU SELALU ADA BAGIKU
S’BAB KAU BAPAKU, BAPA YANG KEKAL
Saudara, kasih yang sempurna adalah kasih yang mempercayai hari
penghakiman. Kasih yang sempurna adalah kasih yang melenyapkan ketakutan. Kasih
yang sempurna adalah kasih yang mengasihi dalam perbuatan nyata. Tuhan Yesus
memberkati kita semua, Amen! (Bertinus
Sijabat - 4 Nopember 2012)
0 Response to "Kasih Yang Sempurna"
Posting Komentar