“Cara Meresponi Firman Tuhan”

(Ibrani 3: 7-13)
 
Pendahuluan

Pernahkah saudara merasakan Firman Tuhan yang senantiasa hadir diruang dengar saudara? Atau suatu suara yang terus menerus mengingatkan akan sesuatu? Bahkan pernahkah saudara mengalami ayat Firman Tuhan yang tiba-tiba seperti terlontar masuk ke dalam pikiran saudara?

Bagaimanakah  cara terbaik dalam merespon Firman Tuhan  ketika kita menerima  dan mempercayai bahwa Firman Tuhan yang kita dengar adalah rhema bagi kita?

1.  Jangan Mengeraskan Hatimu (Ibr 3:7-8)

Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,  janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun.

Ada saat-saat tertentu di dalam hidup kita, ketika suara Firman Tuhan terdengar sangat jelas: baik secara audible, maupun  dengan suara yang terus bergema di ruang dengar batin kita.

Suara Roh Kudus yang mengarahkan, mengingatkan, menuntun kita untuk melakukan sesuatu tindakan iman yang nyata dalam menghadapi  segala persoalan  yang sedang terjadi. 

Ungkapan “jangan keraskan hati”,  menunjukkan betapa ketika kita mendengar suara Roh Kudus, sebelumnya hati kita lembut.

Ketika Roh Kudus menegaskan sesuatu: baik mengenai  kebaikan yang harus kita terus perbuat atau pertobatan yang harus kita lakukan. Sesungguhnya kita tahu artinya dalam kebenaran.

Roh Kudus tidak pernah salah. Roh Kudus tahu mengenai diri kita luar dan dalam. Tidak ada yang tersembunyi dihadapanNya.
Persolannya adalah apakah kita geram ketika diperingatkan oleh Roh Kudus? Atau apakah kita secara sengaja menyatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Roh Kudus adalah sekedar suatu perasaan semata? Hanya emosi belaka?

Bagaimana caranya membuat hati keras? Hati manusia yang sebelumnya lembut akan menjadi keras, ketika kita membiasakan diri menghiraukan,  mengesampingkan, tidak mendengar dan  tidak melakukan sesuatu sesuai dengan suara Roh Kudus melalui Firman yang kita dengarkan. Hati manusia menjadi keras ketika kita dengan sadar berusaha membrontak, melawan, geram dan pahit dengan suara Roh Kudus.

”Ah,  itu hanya kata pendeta saja. Ah,  itu perkataan subyektif.  Itu sih, hanya untuk keuntungan gereja saja.” Saudara, hati-hati dengan ungkapan saudara dalam meresponi Firman Tuhan.

Tanggungjawab hamba Tuhan adalah mengingatkan, memberitakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan kepada Tuhan segala sesuatu yang menjadi tanggungjawabnya.  Sementara tanggungjawab kita adalah berusaha melakukan sedapat mungkin apa yang diajarkan yang selaras dengan Firman Tuhan.

Jadi setiap orang harus mempertanggungjawabkan diri di hadapan Tuhan! Baik hamba Tuhan maupun jemaat. Setiap kita harus mempertangjawabkan apa yang kita ucapkan, pikirkan, dan lakukan.
Pertanyaan Renungan

Lalu bagaimana cara terbaik dalam menyambut Suara Roh Kudus yang berkata atau mendengar Firman Tuhan? Mari kita peka, sensitif dan mau dengar-dengaran. ”Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janglah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun.”


2.  Jangan Mencobai Tuhan(Ibr 3:9)

Dimana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya....

Kapan saudara terakhir kali berusaha untuk mencobai Tuhan? Dimanakah ruang dan waktu  dimana saudara sangat rentan untuk mencobai Tuhan?

Mencobai berarti mengetes; menguji, baik kecakapan, kepandaian, kekuatan, kesetiaan ataupun iman. Maksudnya adalah ketika kita berusaha untuk mencobai Tuhan maka pada saat bersamaan kita sedang berusaha merendahkan Tuhan, memperlakukan Tuhan tidak  semestinya dan berupaya untuk menguji kekuatan Tuhan sendiri.

Pernahkan saudara mendengar kata”trial and error” atau ”coba dulu baru beli?” Familiarkah saudara dengan kata”test drive?”

Semua istilah diatas berarti adalah suatu upaya sadar  untuk menikmati sesuatu terlebih dahulu baru kemudian membayar harganya. Hal ini dapat diterima dalam dunia usaha, tetapi layakkah memperlakukan Firman Tuhan  atau suara Roh Kudus dengan cara demikian?

Bangsa Israel menyaksikan perbuatan Tuhan yang ajaib  dengan mata kepala sendiri. Mendengar suara Tuhan dengan kedua telinga sendiri.Bukan sekali dua kali, bukan pula sehari dua hari, tetapi selama empat puluh tahun. Fakta bahwa kebaikan Tuhan telah terjadi terus menerus, dalam jangka waktu panjang, menyatakan dengan jelas betapa bangsa Israel tidak dapat berdalih lagi.

Pertanyaan Renungan

Bagaimana cara kita mencobai Tuhan? Dengan cara meragukan, bimbang dan tidak percaya penuh pada suara Roh Kudus atau Firman Tuhan yang memanggil-manggil kita. Jadi sudahkah kita belajar menyambut Firman Tuhan dengan percaya seutuhnya?  

3.  Jangan Sesat hati (Ibr 3:10-12)

Itulah sebabnya ku murka kepada angkatan itu, dan berkata: selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” Waspadalah hai saudara-saudara, supaya diantara kamu jangan terdapat orang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup....

Bagaimana ciri-ciri orang yang sesat hati? Diantaranya adalah tidak mengenal jalan Tuhan, hatinya jahat, tidak percaya, dan murtad dari Allah yang hidup. Secara jelas TUHAN menyatakan murka-Nya terhadap orang-orang yang sesat hati.

Sesat hati berarti tahu  sesuatu itu salah tetapi masih terus melakukannya, sadar sesuatu itu tidak baik tetapi tetap melakukannya, mengerti apa yang benar tetapi tidak melakukannya.

Orang yang sesat hati adalah pribadi yang secara sadar memilih jalan yang berbeda, sengaja melakukan yang salah, memutuskan tidak percaya dan meneruskan berbuat jahat. Stephen Hawking, seorang fisikawan Inggris ternama, dalam buku terbarunya ” The Grand Design” secara jelas menilai bahwa Tuhan tidak menciptakan alam semesta, melainkan gravitasi bumilah yang paling bertanggungjawab dalam usaha penciptaan bumi.

Dalam pemahaman Stephen Hawking: bumi, matahari, alam semesta, manusia hanyalah kumpulan partikel-partikel alam fundamental  yang hanya kebetulan ada oleh karena penciptaan alam. Bagaimana menurut saudara?

Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa orang yang sesat hati adalah orang yang ketika disuruh ke-kiri  dengan sengaja pergi ke kanan, diminta kedepan malah pergi ke belakang, disuruh naik malah memilih turun, disuruh maju malah memutuskan mundur.
Pertanyaan Renungan

Apakah yang kita harus lakukan ketika mendengar suara Roh Kudus atau mendengar seruan Firman Tuhan? Luruskan hati. Tetapkan pikiran.  Lakukan dengan iman.

4.  Jangan Menunda-nunda(Ibr 3:13)

Tetapi nasehatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan ”hari ini”, supaya jangan ada diantara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa....

Kapankah ”hari ini” kita berhenti? Kapankah  kita tahu masih ada ”hari ini” bagi kita? Kapankah masih dapat dikatakan pada ”hari ini?”

Mari kita lakukan hari ini apa yang dapat kita lakukan hari ini, sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok lusa. Jangan menunggu sampai hari esok, hal-hal yang dapat kita lakukan hari ini.

Jadi saat terbaik untuk melakukan Firman Tuhan adalah saat ini, disini, sekarang ini, ditempat dimana kita masih ada dan masih ada kehidupan  bagi kita.

Pertanyaan Renungan

Sudahkan kita melakukan Firman Tuhan hari ini? Sudahkah kita mendengar suara Roh Kudus saat ini? Disini, sekarang juga?

Penutup

Bagaimana caranya menjinakkan gajah  sirkus, padahal sang gajah memiliki kekuatan yang luar biasa? Pada saat gajah itu masih kecil, sang gajah ditambatkan pada suatu tiang pasak yang kuat.

Ketika gajah kecil berusaha menarik diri dari ikatannya, tubuhnya akan terasa sakit, karena kekuatan tiang pasak memang dibuat mampu menahan kekuatan gajah kecil.

Demikianlah setelah berulangkali mencoba melarikan diri dan ternyata gagal, akhirnya sang gajah sirkus berhenti berusaha untuk melarikan diri. Dalam benaknya terpatri sebuah pemahaman: ”percuma melarikan diri, karena aku tidak cukup kuat untuk melakukannya.

Jadi begitu pula dengan manusia. Ketika sudah terbiasa untuk mengeraskan hati, mencobai Tuhan, sesat hati, dan menunda-nunda, maka bukanlah pekerjaan mudah untuk kembali mekakukan Firman Tuhan dalam hidup ini. Tetapi ada pengharapan bagi kita, karena ketika Roh Kudus berkata dan ketika kita mendengar, maka pada saat ini masih ada kesempatan.
Mari meresponi Firman Tuhan saat ini. Tuhan Yesus Memberkati! Amen!  (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "“Cara Meresponi Firman Tuhan”"

Posting Komentar