“Tukang Becak Berhati Mulia”


” Jangan seorangpun  mencari  keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.” (1 Kor 10:24)
Keuntungan apa yang dapat kita berikan kepada sesama kita? Bahkan walaupun diri kita adalah bagian dari ordinary people yang mungkin tidak di kenal oleh  sesama kita?

Mungkin ini terkesan sebuah pertanyaan naif. Tapi percayalah, sesederhana apapun pekerjaan yang anda miliki, hal itupun masih bisa bermanfaat bagi orang yang membutuhkan.


*****
Pertemuannya dengan seorang anak kecil berusia 6 tahunan, yang meski memiliki uang, tapi memilih memungut makanan dari tempat sampah, demi kehidupan kedua adiknya benar-benar menjadi titik balik dalam kehidupan Bai Fang Li.
Bai Fang Li sangat tergugah dengan contoh keteladanan hidup sang anak, sehingga dia memutuskan untuk mengantarkan ketiga anak itu ke sebuah panti asuhan di Tianjin, China. Dan hidup Bai Fang Li tidak pernah sama lagi, sejak saat itu dia benar-benar menjalani hidup yang penuh dengan perbedaan.

Bai Fang Li, yang sejatinya hanya seorang tukang becak, memilih gaya hidup yang sama dengan sang anak yang telah mengubah pandangan hidupnya. Sejak saat itu, Bai Fang Li semakin bersungguh-sungguh mengayuh becaknya bagi para pelanggannya.
Lalu apa perbedaannya dengan Bai Fang Li yang sebelumnya juga seorang tukang becak? Bedanya adalah, mulai saat itu seluruh hasil kerja kerasnya mengayuh becak disumbangkannya kepada lembaga panti asuhan anak-anak itu. Kemudian, Bai Fang Li hanya makan dengan memungut makanan dari tempat sampah sama seperti teladan sang anak.

Dahsyatnya adalah Bai Fang Li mulai melakukan pelayanan pengabdiannya itu pada saat usianya 74 tahun. Dan tak terasa seiring berjalannya waktu, pada tahun 2001, pada usia 91 tahun, Bai Fang Li mengunjungi Panti Asuhan untuk mengungkapkan ketidakmampuannya lagi untuk mengayuh becak bagi lembaga Panti Asuhan karena  sakit yang dideritanya.

Selama pengabdiannya Bai Fang Li telah menyumbang Panti Asuhan  total sebesar 35.000 Yuan atau setara dengan Rp 472,5  juta. Hasil tersebut adalah hasil mengayuh becak setara  kurang lebih 18 kali  keliling bumi.

Akhirnya Bai Fang Li, seorang tukang becak paling mulia di bumi itu menghembuskan nafasnya pada usia 95 tahun, ditahun 2005 akibat menderita sakit kanker paru-paru. (diolah dari sumber: andriewongso.com dan Forum Vivanews.com)

Renungan

Sudahkah kita menjadi seseorang yang berdampak bagi orang lain? Tak peduli apapun pekerjaan kita, sebagaimana Bai Fang Li, seorang tukang becak, kitapun dapat menjadi  seseorang yang memberikan manfaat yang luar biasa bagi sesama.

Jangan merendahkan harkat dan martabat seseorang hanya karena pekerjaannya. Mari kita melakukan sesuatu tindakan yang memberi keuntungan bagi orang lain. (Bertinus Sijabat-Yogyakarta)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "“Tukang Becak Berhati Mulia”"

Posting Komentar